Pernahkah kamu menyaksikan kisah Keke dalam film berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan”? Film ini sempat booming pada masanya karena berhasil membuat penonton merasakan kesedihan yang mendalam karena kisahnya.
Film yang diperankan oleh Dinda Hauw itu mengisahkan tentang Gita Sesa Wanda Cantika, atau yang akrab disapa Keke. Kisah Keke dibuat secara apik dan juga dramatis di dalam sebuah novel berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya dari Agnes Davonar.
Novel tersebut hampir keseluruhannya sama dengan apa yang Keke alami. Semua adegan demi adegan adalah hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap ayah Keke, pak Jodhy. Karena novel ini laris di pasaran, bukunya sampai di cetak berulang kali dan juga mengalami perubahan sampul. Itu semua memang karena buku ini sangatlah laris.
Para pembaca mengakui kalau sangat suka dengan jalan cerita yang ada pada novel tersebut, mereka merasakan emosi yang tercampur aduk, membuat terharu sampai akhirnya meneteskan air mata selama membaca kisah itu.
Novel ini mengisahkan tentang Gita Sesa Wanda Cantika dan biasa akrab dipanggil Keke. Keke merupakan seorang pengidap kanker ganas bernama Rhabdomiosarcoma pertama di Indonesia. Hal itu yang membuat novel ini menjadi unik, karena belum ada pasien yang pernah menderita penyakit serupa di negara kita ini pada waktu itu.
Rhabdomiosarcoma sendiri merupakan kanker yang menyerang jaringan lunak. Kanker ini dapat dengan cepat meluas dan mematikan. Kanker yang diderita Keke ini menyerang wajahnya dan membuat Keke mengalami pembengkakan pada bagian wajah. Selain wajahnya menjadi bengkak, penglihatan Keke juga menjadi berkurang.
Karenanya Keke menggunakan kaca mata agar dapat tetap bisa melihat dengan baik dan juga membaca. Kacamata yang Keke gunakan juga bukan kacamata yang sembarangan karena diperlukan kacamata khusus untuk dilingkarkan di kepala Keke. Setiap minggu kacamata tersebut haruslah diganti karena tidak muat lagi di lingkar kepala Keke.
Ayah Keke merasakan kesedihan yang mendalam mengenai putri kecilnya itu, kala itu Keke masih berusia sekitaran usia anak SMP dan merenggut nyawanya kala sedang ujian sekolah.
Keke juga merupakan anak yang keluarganya broken home dan ia ikut Ayahnya. Namun meski Keke tumbuh pada keluarga yang broken home, ia masih tumbuh menjadi anak yang manis. Gadis ini dulunya merupakan mantan penyanyi cilik, ia memiliki suara yang merdu dan sangat riang sampai akhir hidupnya.
Ia juga memiliki banyak orang yang menyayanginya. Seperti 2 kakak laki – lakinya yang siap melakukan apapun untuk Keke, lalu ada Ayahnya yang siap untuk menggendong Keke ketika ia ingin ke sekolah, ibunya juga sangat menyayangi Keke meski mereka tidak berada dekat dengan Keke, sahabat – sahabat Keke yang selalu setia mensupport Keke bagaimana pun keadaannya, dan juga pacar Keke yang siap menyemangati Keke.
Banyak nilai yang bisa dipetik dari kisah Keke ini, seperti kekeluargaan, persahabatan, cinta, dan masih banyak yang lainnya.
Perjuangan hidup dari Keke memanglah sangat panjang dan mungkin sulit bagi kita mengerti seberat apa perjuangan ia kala itu. Ada juga suatu kala Keke harus merelakan rambut panjangnya karena efek kemotherapi yang ia jalani.
Keke sebenarnya sedih akan hal itu, bahkan ia juga tidak suka dengan obat kemo yang disuntikkan kepadanya. Namun semangatnya untuk dapat sembuh terus menjadi motivasinya dalam menjalani pengobatam.
Tapi ternyata Tuhan lebihsayang Keke, ia akhirnya meninggal dan kisah perjuangannya bisa kita baca melalui novel ini.